Senin, 01 Juli 2013

Juliet (softskill FeMasy)

Kamu tau kan didunia ini ada banyak sekali perbedaan? Si kaya dan si Miskin, si Cantik dan si Jelek, si Kurus dan si Gemuk, pokoknya yang seperti itu lah.. Nah, dari perbedaan-perbedaan itulah timbul yang namanya perselisihan, lalu penyakit hati.
Orang-orang disini lucu, perkenalkan nama saya Juliet. Sebenarnya saya merasa biasa-biasa saja dengan kondisi fisik saya, karna saya pun juga tak jarang melihat ada wanita yang “lebih” daripada saya. Kesalahan saya, saya tidak pernah menghiraukan kehidupan orang lain (orang-orang yang merasa posisinya selalu berada “dibawah” saya) yang membuat orang tersebut memiliki kebencian yang begitu dalam dengan saya.
Kejadianya berawal saya mencoba mengadu keberuntungan di suatu kota besar di Indonesia. Saya hanya seorang gadis desa yang mempunyai cita-cita dan harapan yang luas dengan bakat yang saya miliki. Awalnya saya menolak untuk melanjutkan study saya dikota tersebut karna satu dan banyak alasan, tapi keinginan saya untuk membahagiakan kedua orang tua saya lah yang jadi pertimbangannya dan akhirnya saya menyetujui tawaran untuk melanjutkan study saya dikota tersebut.
Beberapa bulan saya melakukan percobaan karna saya masih ragu dengan keputusan saya meninggalkan orang tua di kampung halaman, setelah beberapa bulan saya lalui, maka saya mantapkan hati dan fikiran saya untuk pergi kesana untuk beberapa tahun. Selama disana saya tinggal bersama Paman dan Bibi saya juga kedua orang anaknya sebut saja Darla (23th) dan Rico (11th). Mereka anak-anak yang baik menurut saya Darla sering membantu saya menyelesaikan tugas-tugas kuliah saya dan Rico seorang gamers cilik.
Satu semester sudah saya lalui disini semakin terlihat sifat asli mereka. Saya sendiri adalah kemenakan dari paman saya dan bibi saya sedang mengalami penyakit yang serius, yang menyebabkan hidupnya harus digantungkan dengan obat-obatan dari dokter.
Pernah sewaktu-waktu saya sedang mengerjakan tugas dengan gadget saya dikamar saya, dilantai 2, karna saya kurang begitu suka dengan kebisingan saat belajar. Saya hanya perlu melakukannya bersama gadget dan iringan musik klasik dari dalam gadget saya dan pada waktu itu saya lupa membawa minum, kemudian saya keluar dari kamar dan hendak turun untuk mengambil soft drink saya tiba-tiba saya mendengar percakapan bibi dengan Darla yg sedang berdiri membelakangi saya.
Saya sungguh terkejut dengan apa yang saya dengar ternyata selama ini mereka tidak benar-benar menginginkan saya berada disini. Kemudian muncul Rico dari sisi lain dan ikut menyambung pembicaraan, mengeluarkan semua keluh kesahnya terhadap saya. Semuanya jelas terdengar apa yang mereka benci dari saya, mulai dari bakat saya dalam bernyanyi, fisik saya dan masih banyak lagi.
Saya benar-benar tidak menyangka, sakit hati memang! Mereka yang sudah kuanggap saudara sendiri tapi malah menyakiti saya dari belakang. Saya sendiri tidak tau apakah paman saya tau tentang semua ini atau tidak, tapi sepengalaman saya selama syaa tinggal disini, paman saya selalu mengikuti apapun kata bibi karna mungkin paman merasa hidup bibi yang bisa hilang kapan saja dan mungkin juga untuk menunjukkan bukti perasaan cintanya pada bibi, saya pun juga bisa memakluminya.
Seketika juga saat saya mendengar keluh kesah mereka tiba-tiba ingatan saya mem-flashback semua kejadian ganjil yang tidak pernah saya ambil pusing sebelumnya dan terjawablah sudah. Satu persatu seperti saya paham sekali logikanya, mereka hanya menafaatkan saya untuk menjadi seourang upik abu (budak) dirumah mereka. Saya tidak terima! Lalu kemudian saya mencoba untuk berbicara dengan kedua orang tua saya mengenai hal ini, saya ingin berhenti menyusahkan mereka dan harus belajar mandiri.
Orang tua saya pun menyetujuinya, tapi dua hari setelah persetujuan tersebut akan dilakukan tiba-tiba saya mendapat telfon dari kepolisian di desa saya, yang mengatakan bahwa ibu saya mengalami kecelakaan dan sedang berada dirumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Tak tau harus berkata apa tapi yang jelas saya sangat terpukul dengan kejadian tersebut. Saya mengabarkan paman dan bibi saya tentang kabar ini, tapi mereka tidak perduli dan malah meremehkan kejadian ini. Saya merasa sangat sangat sakit hati, mereka boleh menghina saya, mencela saya, iri pada saya, tapi jangan dengan orang tua saya, yang monotonnya adalah adik kandung paman saya sendiri.
Saya langsung pergi kerumah sakit dimana ibu saya dirawat, dengan mata berkaca-kaca saya lihat ibu saya sedang berbaring tidak sadarkan diri, dokter bilang ibu saya mengalami benturan di kepalanya serta patah tulang pada bagian kaki dan harus segera di operasi, tentunya dengan biaya yang tidak sedikit. Saya lihat adik dan ayah saya masih setia duduk disamping ibu saya. Fikiran saya bingung dan kacau.
“Bagaimana bisa saya bisa dapatkan uang sebanyak itu dan dalam waktu yang sangat cepat??” Untuk meminjam pada paman dan bibi pun suatu hal yang mustahil untuk dikabulkan. Ayah saya menunjukkan jumlah tabungannya yang tidak begitu besar tapi mampu untuk meringankan beban saya sebagai anak sulung dalam keluarga saya. Saya tak akan menyerah kepada nasib dan harus tetap berusaha!. Tak tau harus bagaimana saya menjual semua barang-barang saya yang bisa terjual, gadget serta barang-barang yang ada dirumah saya.
Setelah cukup segera operasi dijalankan, lama kami menuggu di depan ruang operasi, 1 jam, 2 jam hingga 5 jam kami menunggu akhirnya dokterpun keluar dan mengatakan bahwa operasinya berhasil. Kami sangat senang. Sambil menunggu ibu saya sadar, tiba-tiba seorang pria paruh baya mengetuk kamar kami, lalu aku membukakan pintu. “Juliet???” serunya, “Iya. Maaf dengan siapa??” ternyata pria tersebut dikirim sang manager untuk mencari tau tentang saya dan melakukan penawaran rekaman pada saya. Sang manager mengaku pernah mendengar saya bernyanyi dan tertarik dengan suara saya.
Mulai sejak itu saja melanjutkan study sekaligus bekerja sebagai penyanyi, saat ini saya cukup senang dengan apa yang saya miliki. Saya biasa membahagiakan kedua orang tua saya, menyekolahkan adik-adik saya, membeli kendaraan pribadi, memberikan mereka pakaian-pakaian yang bagus dan semua orang kini mengenal saya. Bahkan kini saya menjadi donatur tetap di beberapa panti asuhan.
Bagaimana dengan paman, bibi, Darla dan Rico? Semenjak paman dipecat dari kantornya, saya membelikan mereka sebuah rumah di desa dan sebuah kendaraan pribadi untuk mereka. Sedikitpun saya tidak menyimpan dendam dengan mereka, yang lalu biarlah berlalu. Pada waktu itu saya hanya sedang berada di trowongan yang panjang dan gelap, dan sekarang saya telah menemukan ujungnya dan terbebas dari semuanya. Saya juga senang memiliki Romeo, yang sangat mencintai saya juga keluarga saya..

Italy,  July 27th 1597



    Juliet

Sahabat (Softskill terakhir)

Bersamamu Aku Tegar

Ku sadar..disini arti ketulusan yang sesungguhnya
Yang tak kudapati...di tempat lain!
Ku mengerti..makna kebersamaan yang sebenarnya
Hanya denganmu..bukan yang lain!

Disini juga, tak pernah ada kebohongan, seperti tempat lain
Semua berjalan jujur, tanpa pura-pura
Ini bukan basa-basi...seperti kata politisi
Sahabatku.....arti kejujuran yang nyata

Tawa dan canda terdengar lepas di semua bahagiaku
Tangis pun mengalir pilu di setiap dukaku
Kurasakan beban itu, bukan apa-apa
Selagi bisa kita berbagi dalam suka dan sedih

Sahabatku, Tuhan telah mengirim malaikat
Yang bersemayam di jiwamu
Kini kutau mengapa? Tuhan memilihmu
Hadir diantara tawa dan tangisku

Engkau adalah pilihan dari kehendak-Nya
Sahabatku, waktu terus berjalan..itu artinya
Harus melangkah terus kedepan
Jalan ini sangat panjang, takkan kuat sendirian

Beratnya hidup, harus diperjuangkan
Sahabatku, bersamamu aku hidup
Bersamamu aku tegar
Tak goyah, meski di hadang badai

Sahabat..! yakinlah
Bersama, kita akan tegak berdiri
Jangan pikul sendiri semua beban
Biarlah segala menjadi milik kita